Asing Ketahuan Borong Saham Ini Saat IHSG Lagi Lesu

Asing Ketahuan Borong Saham Ini Saat IHSG Lagi Lesu

Asing Ketahuan Borong Saham Ini Saat IHSG Lagi Lesu

Asing Ketahuan Borong Saham Ini Saat IHSG Lagi Lesu beberapa waktu terakhir, investor asing justru memanfaatkan momen ini dengan memborong saham-saham tertentu. Aktivitas beli asing yang signifikan terlihat meskipun IHSG tertekan oleh sentimen global dan domestik. Fenomena ini mengindikasikan bahwa ada saham-saham yang dianggap undervalued atau memiliki prospek kuat dalam jangka panjang oleh para investor global.

IHSG Lesu, Apa Penyebabnya?

Lesunya IHSG disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari sisi global, ketidakpastian ekonomi akibat inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara, serta ketegangan geopolitik menjadi beban bagi pasar saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dari dalam negeri, kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat perlambatan ekonomi global turut memengaruhi sentimen investor. Selain itu, adanya kekhawatiran terkait kinerja sektor-sektor tertentu, seperti komoditas dan manufaktur, membuat IHSG sempat mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.

Investor Asing Memborong Saham Apa Saja?

Di tengah kondisi IHSG yang melemah, investor asing justru memanfaatkan kesempatan ini untuk mengakumulasi saham-saham tertentu. Ada beberapa saham yang menjadi incaran utama investor asing, di antaranya berasal dari sektor perbankan, konsumer, dan infrastruktur. Berikut beberapa saham yang tercatat paling banyak diborong oleh asing:

  1. Bank Central Asia (BBCA)
    Saham bank terbesar di Indonesia ini tetap menjadi favorit investor asing. Dengan fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang stabil, BBCA terus menarik minat asing bahkan saat IHSG sedang tertekan. Likuiditas yang tinggi serta pertumbuhan kredit yang baik membuat saham ini dianggap aman untuk investasi jangka panjang.
  2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
    BBRI juga menjadi salah satu saham perbankan yang banyak diborong oleh investor asing. Sebagai bank dengan fokus utama pada sektor mikro, BBRI dinilai mampu menjaga kinerja yang solid di tengah tantangan ekonomi. Program digitalisasi dan ekspansi di segmen usaha mikro menjadi daya tarik utama saham ini.
  3. Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
    Sektor telekomunikasi tetap diminati, terutama dengan meningkatnya kebutuhan digitalisasi dan layanan internet di Indonesia. Saham TLKM dianggap undervalued, dan dengan dominasi Telkom di pasar telekomunikasi serta pertumbuhan layanan internet yang terus meningkat, investor asing melihat saham ini sebagai peluang emas.
  4. Unilever Indonesia (UNVR)
    Saham dari sektor konsumer ini juga menarik minat asing. Meskipun kinerjanya sempat menurun karena tekanan inflasi dan perubahan pola konsumsi, Unilever Indonesia masih menjadi pilihan karena memiliki brand yang kuat dan pangsa pasar yang besar di Indonesia.
  5. Astra International (ASII)
    Sebagai konglomerat yang bergerak di berbagai sektor, Astra International dianggap sebagai salah satu saham defensif yang mampu bertahan di berbagai kondisi ekonomi. Dengan portofolio bisnis yang luas, mulai dari otomotif hingga infrastruktur, ASII menjadi salah satu pilihan utama investor asing yang mencari stabilitas di pasar Indonesia.

Mengapa Investor Asing Masih Optimis?

Meski IHSG tertekan, investor asing justru melihat peluang investasi jangka panjang di Indonesia. Ada beberapa alasan yang mendasari optimisme investor asing terhadap saham-saham di pasar modal Indonesia:

  1. Fundamental Ekonomi yang Kuat
    Meskipun menghadapi tantangan global, Indonesia masih memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat. Dengan populasi yang besar dan tingkat konsumsi yang tinggi, prospek pertumbuhan jangka panjang di sektor-sektor seperti perbankan, telekomunikasi, dan konsumer masih positif.
  2. Saham Undervalued
    Beberapa saham dinilai sudah mencapai harga yang sangat murah (undervalued) akibat penurunan harga selama koreksi pasar. Ini menjadi peluang bagi investor asing untuk masuk ke pasar dengan harga diskon, berharap untuk mendapatkan keuntungan di masa depan ketika pasar pulih.
  3. Diversifikasi Portofolio Global
    Investor asing cenderung mencari diversifikasi portofolio dengan berinvestasi di berbagai negara. Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menawarkan peluang investasi yang menarik dibandingkan dengan pasar saham lainnya di wilayah yang sama.

Kesimpulan

Lesunya IHSG dalam beberapa pekan terakhir justru dimanfaatkan oleh investor asing untuk memborong saham-saham berkapitalisasi besar dengan fundamental kuat. Saham-saham dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan konsumer seperti BBCA, BBRI, TLKM, UNVR, dan ASII menjadi incaran utama mereka. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian ekonomi global, prospek jangka panjang ekonomi Indonesia masih menarik di mata investor asing.